} 4 Momen Dahsyat Persatuan Nusantara yang Harus Diketahui Rakyat Indonesia

4 Momen Dahsyat Persatuan Nusantara yang Harus Diketahui Rakyat Indonesia

Tidak ada komentar
persatuan nusantara


Jika anda belajar sejarah, anda akan tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.

700 tahun lalu kerajaan-kerajaan di Indonesia begitu ditakuti. Sebelum bangsa Barat datang...

Dan bangsa Barat itu akhirnya dihancurkan oleh persatuan rakyat Indonesia atas satu tujuan yang sama : kemerdekaan! Kuncinya ada di PERSATUAN.

Tapi jangan kira persatuan Indonesia baru lahir sejak abad 20. Jauh sebelum itu sudah ada peristiwa penyatuan Nusantara. Sampai era kemerdekaan, sedikitnya sudah saya temukan 5 peristiwa dahsyat bersatunya Nusantara.

Kelimanya lahir dari 3 era yang berbeda. Ide-nya tak selalu sama, eksekusi-nya pun tidak. Tapi kelima peristiwa tersebut saling berkaitan dan saling mendukung untuk membentuk kemerdekaan sampai saat ini.

Satu persamaannya : persatuan itu selalu jadi jalan dalam kejayaan masing-masing.

Inilah kelima peristiwa tersebut...

1. Sumpah Palapa dan Invasi Majapahit


patung gadjah mada


Sumpah Palapa adalah sumpah yang diucapkan Gadjah Mada saat pengangkatannya sebagai Patih Majapahit. Terjadi sekitar tahun 1336 Masehi.

Isinya diketahui dari kitab Pararaton. Yaitu :

Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang (Malaysia), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Singapura), demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.

Masih menjadi perdebatan apakah Majapahit benar-benar menguasai Nusantara, wilayah Nusantara yang dikuasai Majapahit-pun masih jadi perdebatan ahli sejarah. Ada 2 pendapat besar yang dikemukakan mengenai hal ini :

Pertama, Majapahit berusaha menguasai Nusantara dengan invasi-invasi. Untuk menjadikan semua daerah yang diinvasi itu sebagai wilayah Majapahit, jadi dibawah kekuasaan Majapahit. Hal ini tentunya tak ada bedanya dengan penjahan Belanda di Indonesia selama ratusan tahun.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. (Diambil dari Wikipedia)

Kedua, hubungan Majapahit dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara bukanlah antara yang menjajah dan dijajah. Akan tetapi sebagai bentuk kerja sama dalam satu kesatuan - dalam bentuk persahabatan. (Diambil dari National Geographic Indonesia)

Kedua hal tersebut masih jadi kontroversi berkepanjangan. Dan keduanya tentulah menunjukkan hal yang sangat bertolak-belakang. Antara Majapahit sebagai penjajah untuk menyatukan Nusantara, atau Majapahit sebagai pelopor kesatuan Nusantara.

Meski begitu, jika mengacu pada Sumpah Palapa, jelas sekali ada semangat untuk melakukan invasi (penjajahan) oleh Gadjah Mada. Dan didalam kitab Pararaton pun sempat disinggung serangan Majapahit ke Sunda.

Jadi, kalau kita ambil nilai tengah, maka dapat disimpulkan jika Majapahit mungkin terus melakukan invasi ke daerah-daerah Nusantara namun dengan banyak sekali cara selain penaklukkan. Seperti kerja sama politik dan persekutuan.

Mungkin ada beberapa wilayah yang sepenuhnya dibawah kendali Majapahit, ada pula yang hanya melakukan sebatas kerja sama. Karena saling rebut kekuasaan adalah hal yang wajar pada masa kerajaan tersebut.

Jadi, semua masih diselubungi misteri. Belum ada kepastian...

Meski begitu, invasi atau tidak, persatuan Nusantara memang sudah ada sejak 700 tahun yang lalu.

Dan kalau anda masih penasaran. Inilah wilayah Majapahit menurut kitab Negarakertagama yang masih jadi perdebatan :

peta wilayah majapahit








2. Aliansi Tiga untuk Menumpas Portugis

aliansi tiga nusantara

Peristiwa kedua yang tidak boleh dilupakan adalah aliansi tiga. Pernah mendengarnya?

Intinya, aliansi tiga adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perjanjian persekutuan antara tiga negara untuk tujuan politik.

Beda dengan peristiwa Majapahit yang masih terselubung misteri, peristiwa ini penuh dengan kejelasan.

Sayangnya, peristiwa ini justru kurang diekspos. Entah apa alasannya. Beda dengan peristiwa Sumpah Palapa yang sudah anda dengar berkali-kali, peristiwa ini mungkin baru pertama kali anda dengar.

Oke, jadi peristiwa atau momen aliansi tiga terjadi sekitar abad ke-14 dan 15. Yang dibentuk oleh 3 pilar utama kerajaan Islam di Nusantara pada masa itu, yaitu Aceh di Barat, Demak di Tengah, dan Ternate di Timur. Dan pada periode aliansi tiga ini, ketiga kerajaan tersebut sedang mengalami masa kejayaan.

Jadi, kekuatan mereka sangat dahsyat dan mewakili setiap kekuatan Nusantara disetiap wilayahnya. Pada masa itu juga, Islam adalah poros utama kekuatan Nusantara.

Apa hanya itu, bukti bahwa persatuan nusantara ada?

Tidak hanya itu! Mereka tidak hanya sekedar bekerja sama. TAPI juga memiliki satu tujuan yang sama dan penting, yaitu : MEMBENDUNG SEPAK TERJANG PORTUGIS. (Pada masa itu Belanda belum ada)

Sepak terjang Portugis pada masa itu

Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Portugis selalu berusaha untuk memonopoli perdagangan di Indonesia.

Terutama di Aceh, Demak, dan Ternate yang maju ekonominya. Mulanya, Portugis bersikap baik tanpa gelagat memonopoli perdagangan. Perjanjian-perjanjian dibuat untuk itu. Tapi perlahan-lahan justru Portugis melanggar perjanjian.

Maka pecahlah perlawanan-perlawanan dari Aceh, Demak, dan Ternate. Dan atas tujuan yang sama, dibentuklah aliansi tiga.

Bagaimanakah dampaknya?

Melalui peperangan-peperangan, kekuasaan Portugis berhasil ditumpas. Kemenangan terbesar ada pada kesultanan Ternate yang berhasil meraih kemenangan 100% terhadap Portugis melalui aliansi tiga.

Portugis pun terusir dari bumi Nusantara dan pergi ke Timor dan sebagian lagi ke Malaka...

Kemenangan rakyat Ternate tersebut merupakan kemenangan pertama putra-putra Nusantara atas kekuatan Barat. Kemenangan tersebut dipuji Buya Hamka karena mampu menunda kedatangan bangsa Barat ke Indonesia selama 100 tahun!

Tidak ada sumber yang pasti mengenai kapan bermula dan berakhirnya aliansi ini. Tapi kemungkinan besar terhenti setelah kejatuhan Demak pada 1548.

Sayang sekali jika peristiwa sejarah ini kurang diekspos. Padahal sangat besar pengaruhnya terhadap bangsa.

3. Kebangkitan Nasional dan Tumbuhnya Intelektual Indonesia


Setelah masa kebesaran Majapahit dan kerajaan Islam, Indonesia terkubur.

Datangnya Belanda pada tahun 1602 lama-kelamaan malah menjadikan Indonesia daerah jajahan.

Ratusan tahun lamanya rakyat menderita. Sangat menderita...

Pajak tanah, kerja rodi, tanam paksa, penindasan-penindasan, perampasan hak, pembodohan rakyat, dst. adalah penyiksaan Belanda di Indonesia.

Bagaimana mau melawan kalau rakyat Indonesia bodoh semua dan tak ada kesadaran untuk lepas dari belenggu? Tapi ternyata masih ada jalan. Ada celah-celah bagi pertumbuhan intelektual (kaum terpelajar) Indonesia. Dan dari intelektual inilah kemerdekaan bisa diraih.

Mereka memiliki semangat tinggi. Pikiran terbuka, dan wawasan yang luas. Masa keemasan Indonesia sebelum penjajahan-lah yang jadi inspirasi mereka. Juga pergerakan nasional lain dari negara yang terkena belenggu penjajahan.

Maka, kita harus mulai dari intelektual. Darimana mereka lahir?


sukarno dan intelektual indonesia


Mereka lahir dari pendidikan Barat! Dari Belanda sendiri! Awalnya, Belanda butuh pegawai dan mandor yang bisa membaca dari kalangan pribumi. Maka dibuatlah sekolah untuk pribumi.

Darisinilah golongan intelektual lahir. Sumber saya tidak banyak, tapi dari buku 'Tan Malaka : Pergulatan Menuju Republik' saya bisa tahu kalau waktu itu pendidikan Barat untuk kalangan pribumi cukup maju.

Terlebih lagi, ada orang-orang Barat yang simpati terhadap Indonesia. Sebut saja Douwes Dekker alias Multatuli. Mereka memunculkan ide untuk menyekolahkan putera Indonesia ke Belanda.

Dalam kasus G.H Horensma, guru Tan Malaka berkebangsaan Belanda, ia menyekolahkan Tan Malaka ke Belanda. Di Belanda-lah Tan Malaka bersekolah dan kemauan untuk merdeka makin mantap dalam dirinya melalui pengaruh partai-partai waktu itu.

Di Belanda sendiri, Partai Komunis-nya mendukung kemerdekaan Indonesia.

Jadi, darisitulah muncul intelektual Indonesia. Rata-rata mereka memang bersekolah di Belanda, sebut saja Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir, atau intelektual lain seperti Ki Hadjar Dewantara dan Muhammad Yamin.

Pendirian Sekolah-Sekolah

Abad 20 adalah era-nya kebangkitan nasional Indonesia.

Setelah muncul intelektual-intelektual, datang lagi pendirian sekolah-sekolah dari orang Indonesia asli. Tujuannya, tentulah memerdekakan Indonesia dan menanamkan nasionalisme. Ada juga sekolah-sekolah Islam.

Jumlahnya masih sedikit dan dibawah pengawasan pemerintah Belanda. Misalnya sekolah Ki Hadjar Deantara dan sekolah SI dibawah Tan Malaka. Akhirnya, keduanya ditangkap dan diasingkan oleh Pemerintah Belanda.

Munculnya gerakan organisasi politik

Organisasi pribumi pertama di Indonesia ialah Budi Utomo. Organisasi ini tidaklah bergerak dalam politik.

Baru setelah itu mulai muncul organisasi-organisasi yang bergerak dalam politik. Seperti Sarekat Islam (1911) dan Indische Partij (1912). Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Belanda juga membuat organisasi Partai Nasional Indonesia.

Pada masa itu pula Sarekat Islam begitu mengakar. Dengan bergabungnya PKI dengan Sarekat Islam, memunculkan rasa nasionalisme tinggi meskipun banyak pemimpin mereka dibuang dan dipenjara.

Dalam pembuangannya pun, ada juga tokoh yang mendapat simpati. Seperti Tan Malaka yang setiap pidato-nya saat pembuangan di Belanda selalu dihadiahi tepuk tangan. Tujuannya satu : memerdekakan Indonesia.

Rasa nasionalisme mulai muncul dimana-mana.

Dan peristiwa yang tak boleh dilupakan adalah Sumpah Pemuda tahun 1928...

Menghasilkan ikrar yang dahsyat :

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

4. Akhirnya Puncak Persatuan : Kemerdekaan!


Pada akhirnya, Belanda menyerah pada 1940. Posisi penjajah diteruskan pada Jepang.

Tapi, Jepang membuat beragam tipu muslihat. Berusaha menipu Indonesia dengan janji-janji memberikan kemerdekaan. Padahal rasa nasionalisme sudah melambung tinggi.

Tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Hatta memilih mengikuti Jepang. Tapi tokoh-tokoh muda mendesak supaya terjadi kemerdekaan. Maka, terjadilah peristiwa Rengasdengklok (anda pasti tahu).

Dan proklamasi dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka.

Puncak persatuan terjadi. Banyak peristiwa mempertahankan kemerdekaan setelahnya. Tapi sampai sekarang NKRI tetap utuh.

Buku-Buku pada Masa Itu yang Mesti Dibaca

kumpulan buku pemikiran


Ada banyak karya yang dihasilkan pada masa pergerakan nasional. Berdasarkan Goodreads, ada beberapa buku bagus untuk dibaca dan dipelajari. Kesemuanya tentu saja dapat memberi gambaran akan keadaan masa itu dan kita dapat menangkap pemikiran hebat para founding father bangsa Indonesia :



(klik link untuk melihat review)

Dari kesemua buku tersebut, hanya 2 yang saya temui di toko buku : Madilog dan Dari Penjara ke Penjara. Saya baru beli Madilog - maklum, bocah seperti saya mana bisa beli buku banyak-banyak. Hahaha.

Sekian...


Akhirnya, selesai juga artikel ini...

Saya harap dapat menyadarkan mata kita semua akan perjuangan bangsa kita. Menunjukkan jika persatuan mampu meraih kejayaan bangsa ini.

Sekarang, sisanya adalah bagaimana kita memajukan pikiran kita untuk 'menaklukkan' bangsa lain. Banyak baca buku, banyak belajar dan mengajar. Dan jujur.

Itu semua akan membawa kita menuju bangsa yang besar. Bangsa yang hebat! Perubahan akan datang dari kita sendiri.

Terakhir, jika menurut anda artikel ini cukup bagus untuk menambah wawasan : share-lah ke social media. Like, tweet, dan +1 artikel ini (ada tombolnya dibawah).

Atau kalau anda blogger, kasih link di blog anda menuju artikel saya kalau menurut anda artikel ini cukup bagus. Okay?

Terima kasih!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar